Cerita Pendek Pohon Rahasia Bagian 2

Pohon Rahasia : Bagian 2

Sapi berusaha keras mengingat nama pohon itu dan berkata “Namanya…ummu jala…ummu jala…” akan tetapi sapi tidak mampu mengatakan nama yang sempurna. Sungguh telah hilang nama tersebut dari kepalanya.

Para binatang pun mulai terlihat marah “kita semakin lapar, tentu saja kita akan mati bersama jika belum memperoleh buah-buahan dari pohon rahasia” Keluh mereka. Salah satu dari mereka berkata “Siapa yang akan pergi dan datang kepada kita dengan nama itu dengan syarat ia tidak melupakan nama itu?”.

Kali ini para binatang terpaksa melirik ke singa, karena mereka tahu singa itu pemberani, cepat dan pintar. Para binatang berkata “ia adalah satu-satunya binatang yang tidak akan lupa sesuatu pun selamanya”.

Singa segera berlari diantara pepohonan dan perbukitan sehingga ia pun sampai di gunung rahasia.

Singa berkata “wahai gunung yang besar, sapi dan kelinci tidak mengingat nama pohon itu, mungkinkah kau beritahu kepadaku namanya sehinnga aku bisa membantu temanku selamat dari kelaparan?”. Gunung berkata “Namanya Ummu Jalajil, cepatlah pergi ke teman-temanmu dan jangan lupa nama itu lagi seperti dua sahabatmu”.

Singa berterima kasih kepada gunung dan langsung kembali ke hutan dan ia pun sampai sebelum matahari terbenam seraya berkata pada dirinya sendiri “para binatang di hutan tidak ada yang mampu berlari secepat ini dan sampai dalam waktu sesingkat ini”.

Akan tetapi sayangnya, manakala singa berhenti dan para binatang sontak berbalik, mereka menimpanya dengan pertanyaan yang sama, lantas singa berkata “Ummu jala…Ummu jala….tanpa mengatakan sisa kata itu.

Para binatang yang sudah sangat lapar menjerit-jerit di wajah singa yang sedang mengingat-ingat nama itu.

Kura-kura kecil maju dan berkata “Aku akan pergi ke gunung rahasia dan membawakan kepada kalian kata rahasia”. Para binatang mendengar perkataan ini dan mulailah mereka menertawakan dan mengolok-olok kura-kura kecil dan berkata “Apakah kamu yakin mampu untuk mengingat nama yang binatang besar saja tidak mampu mengingatnya?”.

Dengan yakin kura-kura kecil itu berkata “Tunggulah, kalian akan melihat”.

Saat fajar kura-kura perlahan mendaki perbukitan, jam berganti jam ia pun sampai ke gunung rahasia saat tengah siang. Dengan marah gunung rahasia berkata “Yang Terakhir?, apakah singa melupakan kata rahasia itu?”. “Iya” jawab kura-kura.

Gunung rahasia berkata “Dengarkan…aku akan mengatakan sekali saja dan ini yang terakhir, Namanya itu Ummu Al-Jalajil, Ayolah menyingkir dari hadapanku”. Jelas singa marah.

Kura-kura pun mulai menempuh jalan pulang seraya mengulang-ulang nama rahasia itu di setiap langkahnya, Ummu Jalajil…..Ummu Jalajil….Dan ia pun sampai di hutan ketika malam, dan para binatang melihatnya terharu dengan keringatnya yang bercucuran dan berkata “Beritahu kepada kami apa kata rahasia itu” semua binatang menunggu penuh harap.

Kura-kura berhanti dibawah pohon besar seraya berkata ” Tenang semuanya, aku mengingat nama itu dengan baik, Ummu Al-Jalajil”.

Tiba-tiba buah-buahan mulai berjatuhan dengan berbagai jenis dan warna, bagus, segar dan lezat, tanpa menunggu para binatang segera memakan buah-buahan sebanyak mungkin sehingga perut mereka terisi penuh, ini untuk pertama kalinya mereka kenyang sejak seminggu terakhir.

Ketika paginya kura-kura berhenti dibawah pohon dan berkata “Ummu Al-Jalajil” maka buah-buahan berjatuhan lagi.

Dan setelah dua hari turun hujan lebat di hutan, tanah dan ladang menghijau dan berakhirlah kelaparan.

Para binatang merasa sangat senang dengan kura-kura kecil atas apa yang ia lakukan untuk menolong mereka. Setiap mereka berjumpa dengan kura-kura binatang memuji dan berterima kasih kepadanya.

Sejak saat itu para binatang tidak menertawakan lagi kura-kura atas kelemahannya dan tidak pernah mengolok-oloknya lagi.

Tamat