Assalamualaikum sahabat, artikel edisi kali ini penulis mau membagikan tulisan dengan tema baru.
Pantun yang merupakan karya sastra lama sarat dengan amanat dan nasihat, dimana sudah banyak dilupakan era generasi akhir-akhir ini.
Untuk itu mari kita kembali membuka lembar-lembar sastra lama. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita dan bagi generasi seterusnya, amiinnn….
Pantun Nasehat 4 Baris Agar Tidak Mengambil Hak Orang Lain
Buah barangan masak setangkai
Patah tangkai jatuh ke tanah
Harta orang jangan kau pakai
Salah memakai masuk pelimbah
Anak udang dimakan itik
Itik berenang di air timpas
Hak milik orang jangan diusik
Bila di usik badan terhempas
Itik berenang menepi-nepi
Tiba ke tepi menyusur pantai
Hak milik orang kita hormati
Harta sendiri yang kita pakai
(Effendi, 1994: 47)
Pantun Nasehat Tentang Belajar dan Menuntut Ilmu
Bertuah parang karena hulunya
Hulu dikepal elok terasa
Bertuah orang karena ilmunya
Ilmu diamalkan hidup sentosa
Buah pinang masak di busut
Sabutnya ada biji pun ada
Bertuah orang rajin menuntut
Menuntut ilmu yang berguna
(Effendi, 1994: 100 )
Pinang muda dibelah dua
Manik-manai mati dirambah
Dari muda sampai ke tua
Pengajaran baik jangan diubah
Tetakkan parang ke dahan sena
Belah buluh taruhlah semu
Barang kerja takkan sempurna
Bila tidak menaruh ilmu
(Balai Pustaka, 1952:207)
Pantun Nasehat 4 Baris Agar Punya Karakter Berani
Kalau hendak tahu besi berani
Sesudah ditempa dikerat-kerat
Kalau hendak tahu hati nurani
Tegak membela syara’ dan adat
Elok parang karena besi
Elok besi karena bajanya
Elok orang karena berani
Elok berani karena benarnya
Buah mengkudu ada bijinya
Biji ditelan terasa kelat
Tuah melayu karena beraninya
Berani melawan kerja maksiat
(Effendi, 1994: 252)
Pantun Nasehat Agar Percaya Diri dan Mandiri
Mengapa kayu lebat berbuah
Karena kumbang datang menyeri
Mengapa melayu disebut bertuah
Karena percaya kemampuan sendiri
Mengapa arang tampak menyala
Karena apinya tiada padam
Mengapa orang hidupnya jaya
Karena semangatnya tiada padam
Banyaklah buah perkara buah
Buah durian duri berduri
Banyaklah tuah perkara tuah
Tuah badan percaya diri
Banyaklah buah perkara buah
Buah salak batang berduri
Banyaklah tuah perkara tuah
Bertuah tegak di kaki sendiri
Buah bayam ada bijinya
Buah pisang bertandan-tandan
Tuah ayam pada kakinya
Tuah orang kokoh pendirian
Buluh betung rebungnya banyak
Bila digulai terasa perisa
Sungguh beruntung orang yang bijak
Percaya diri teguh pendiriannya
Buah pandan batang berduri
Daunnya elok untuk anyaman
Bertuah badan berdiri sendiri
Sakit sempit teguh beriman
Buah durian masak dibatang
Jatuh berdebuk ke tengah halaman
Bertuah badan hatinya tunggang
Di kaki sendiri ia berjalan
Parang candung peraut buluh
Buluh diraut dibuat lukah
Beruntung orang berhati teguh
Patuh mengikut petuah amanah
Parang candung penetak pari
Jatuh kebumi dimakan semut
Beruntung orang tegak sendiri
Teguh hati tak kenal takut
Pucuk putat selara putat
Bunganya mekar di pagi hari
Eloklah sifat orang beradat
Hidup berdiri di kaki sendiri
(Effendy, 1994: 162)
Pantun Nasehat 4 Baris Agar Bertanggung Jawab
Banyaklah buah perkara buah
Buah labu rasanya sedap
Banyaklah tuah perkara tuah
Tuah melayu bertanggung jawab
Apalah tanda batang dedap
Pohonnya rindang daunnya lebat
Apalah tanda orang beradab
Bertanggung jawab sampai ke lahat
Elok kayu bercabang lebat
Bila dikerat jatuh berdebab
Elok melayu memegang adat
Sempurna adat bertanggung jawab
Elok lagu diiringi rebab
Rebab berbunyi bunyinya indah
Elok melayu bertanggung jawab
Rela mati berkalang tanah
Buah labu rasanya sedap
Dimakan orang beramai-ramai
Tuah melayu bertanggung jawab
Beban dan hutang dibayar tunai
(Effendy, 1994: 187)
Wahai ananda intan pilihan
Sifat tanggung jawab engkau amalkan
Berani mencencang terpotong tangan
Berani berhutang tumbuhlah beban
Wahai ananda terserahlah
Bertanggung jawab dalam bertingkah
Berani menanggung sakit dan susah
Berani mati mempertahankan lidah
(Effendy, 1994: 185)
Pantun Melayu Nasehat Agar Berani Menegakkan Kebenaran
Apa tanda batang kuini
Buahnya sedap ada bijinya
Apa tanda orang berani
Melawan maksiat keras hatinya
Apa tanda batang kuini
Batangnya besar daunnya lebat
Apa tanda orang berani
Membela yang benar hatinya bulat
Banyak kuini perkara kuini
Kuini berbau tandanya masak
Banyak brani perkara berani
Berani melayu pantang dianjak
(Effendy, 1994: 252)
Pantun Nasihat Agar Berkata jujur
Berbuah pisang di tepi dapur
Dapurnya luas tempat bertanak
Bertuahlah orang berhati jujur
Jujur dan ikhlas tanda brakhlak
Apalah tanda bintang timur
Cahanya terang di langit tinggi
Apalah tanda orang yang jujur
Dadanya lapang hatinya suci
Apalah tanda bintang timur
Cahayanya terang sampai ke fajar
Apalah tanda orang yang jujur
Hatinya mulia cakapnya benar
Labu kundur di tepi paya
Buahnya banyak sedap dipindang
Berlaku jujur sifat yang mulia
Tuahnya banyak hidup terpandang
Kalau hendak menggulai kerang
Jemur dahulu supaya merekah
Kalau hendak dihargai orang
Berlaku jujur dalam bertingkah
Orang menyayur dalam belanga
Dimakan bersama sedap rasanya
Orang jujur hidupnya mulia
Disegani orang selama-lamanya
Bila sayur sudah dijerang
Nyalakan api supaya hangat
Bila jujur terhadap orang
Hidup mati badan selamat
(Effendy, 1994:266)
Pantun Nasihat Agar Hidup Hemat
Buah redan setangkai lebat
Sesudah masak manis rasanya
Bertuahlah badan pandai berhemat
Berlaku cermat banyak untungnya
Elok pandan daunnya lebat
Dibuat tikar elok rupanya
Eloklah badan suka berhemat
Sampai tua elok nasibnya
Kalau pandai mencelup pukat
Pukat dicelup berwarna merah
Kalau pandai berhemat cermat
Seumur hidup tidak kan susah
Kalau lebat buahnya lada
Tanda subur tempat tumbuhnya
Hemat dan cermat selagi muda
Hidup makmur di hari tuannya
Pandai memukat ikan pun dapat
Naik ke rumah dibuat lauk
Pandai berhemat hidup selamat
Bekerja cermat hasilnya elok
(Effendy, 1994: 277)
Pantun Melayu Nasehat 4 Baris Agar Bersikap Rendah Hati
Apalah tanda pisang lidi
Bila dimakan terasa perisa
Apalah tanda orang berbudi
Hatinya rendah berbudi bahasa
Apalah tanda batang nipah
Tumbuh di pantai banyak pelepah
Apalah tanda orang bertuah
Elok perangai hati pun rendah
Apalah tanda kerang berisi
Bila direbus kulitnya merekah
Apalah tanda orang berbudi
Bila bergaul suka merendah
Elok parang elok besinya
Besi baja dibakar merah
Elok orang elok budinya
Hati rendah ramah tamah
Pucuk pukat pucuk mengkudu
Jatuh ke tanah dimakan semut
Eloklah adat orang melayu
Hatinya rendah lidahnya lembut
Petang jum’at memukul tabuh
Tabuh berbunyi bertalu-talu
Memegang adat hendaklah teguh
Adat melayu hatinya rendah
Petang jum’at membunyikan beduk
Beduk berbunyi tanda sembahyang
Peganglah adat berelok-elok
Elokkan hati jangan temberang
(Effendy, 1994: 285)