free html hit counter

Wabah Dalam Sejarah Islam dan Cara Mengatasinya

Wabah Dalam Sejarah Islam dan Cara Mengatasinya

Wabah dalam sejarah Islam dan cara mengatasinya

Pengertian Wabah Menurut Islam

Wabah dalam bahasa Arab disebut (الوباء). Wabah dalam kamus alma’any merujuk kepada suatu kejadian berupa penyakit yang terjadi pada wilayah yang luas dan menyebar dengan cepat.

Wabah Dalam Sejarah Islam

Dalam sejarah peradaban Islam tercatat beberapa kali terjadi wabah yang efeknya sangat memilukan, merusak perekonomian dan sosial dan sebagainya. Setidaknya setiap abad sekali terjadi bencana wabah, dari masa khulafaur rasyidin, era bizantium hingga di masa sekarang ini.

Menurut sejarah wabah yang pertama kali terjadi semenjak Nabi SAW wafat adalah wabah tha’un di Amawas, kemudian diikuti wabah Kufah pada tahun 49 H/669 M, wabah Bashra pada tahun 64 H/683 M, wabah yang melanda Irak dan Syam pada tahun 131 H/748 M, dan masih banyak lagi.

Kisah Wabah Tha’un di Amawas

Pada tahun  18 H terjadi wabah Tha’un di Awamas, sebuah daerah yang terletak antara Al-Quds dan Ramalah, setelah wabah tha’un terjadi di awamas, kemudian baru menyebar ke seluruh wilayah Syam.

Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Syihab Al-Bajali, dia berkata ‘suatu ketika kami datang ke rumah Abu Musa di Kufah untuk berbincang-bincang dengannya. Ketika kami duduk, dia berkata, ‘Tidaklah tercela bagi kalian untuk merasa sungkan karena seseorang di rumah ini telah tertular wabah. Kalian juga tidak tercela bila menghindar dari tempat ini ke tempat lain yang tidak terkena wabah.

Pada waktu itu wabah tha’un Amawas telah menyebar, dan ketika wabah ini sampai pada puncaknya hingga sampai beritanya kepada Umar bin Khattab, Umar segera mengirim surat kepada Abu Ubaidah yang berisi:

‘Assalamu’alaikum, sesungguhnya aku sangat membutuhkan kehadiranmu dan ingin berbicara langsung kepadamu, aku berharap setelah engkau membaca surat ini engkau segera datang kepadaku.’

BACA JUGA :  Dialog Bahasa Arab 4 Orang Perempuan Tulisan Arab Beserta Artinya

Dari surat tersebut Abu Ubaidah paham bahwa sebenarnya Umar ingin mengeluarkannya dari daerah yang terkena wabah itu, dan ia mengirim balasan dari surat Amirul Mukminin tersebut.

‘Wahai Amirul Mukminin, aku faham apa maksud keinginanmu, sesungguhnya aku berada di antara tentara kaum muslimin dan tidak ingin pergi dari mereka, aku tidak akan meninggalkan mereka sampai Allah menetapkan apa yang telah ditentukan kepada diriku dan pasukanku. Maafkanlah, saya tidak bisa mengabulkan permintaan Anda wahai Amirul Mukminin. Biarlah aku bersama tentaraku.’

Ketika Umar membaca surat dari Abu Ubaidah Umar menangis, seseorang bertanya padanya, ‘Apakah Abu Ubaidah telah meninggal?, ia menjawab, ‘Tidak, tapi kelihatannya ia akan meninggal.

Kemudian Umar membalas suratnya yang berbunyi : ‘Sesungguhnya engkau membawa pasukanmu ke dataran rendah, maka pindahkanlah mereka, cari tempat yang tinggi dan udara yang bersih.’

Abu Musa berkata, ‘ketika surat Umar sampai ke tangan Abu Ubaidah, ia memanggilku dan berkata kepadaku, ‘sesungguhnya surat Amirul Mukminin telah sampai kepadaku sebagaimana yang telah engkau lihat, maka keluarlah dan cari tempat yang baik bagi masyarakat supaya aku bisa memindahkan mereka ke tempat itu.

Kemudian ia memerintahkan para pasukannya agar berjalan hingga ke Jalabiyah. Dan tak lama setelah itu, kemudian wabah penyakit Tha’un hilang.

Adapun mengenai orang-orang yang meninggal karena terkena wabah tha’un amawas, Al-Waqidi berkata, ‘Pada Tahun 18 H. Tha’un Amawas telah melanda negeri Syam. Wabah ini menelan korban 25.000 jiwa, ada yang mengatakan korbannya hingga 30.000 jiwa.

Cara Mengatasi Wabah

Cara Mengatasi wabah dari cerita wabah tha’un di Amawas adalah sebagai berikut;

  • Tidak mendatangi daerah yang terkena wabah
  • Orang yang berada dalam kawasan yang terjangkit wabah tidak boleh pergi keluar
  • Pergi ke tempat yang tinggi
  • Pergi ke tempat yang berudara bersih
  • Membersihkan lingkungan

Menurut Prof. Dr. dr. Yusri Rusydi Sayyid Gabr Al-Hasani dalam salah satu khutbahnya memberika tips bagaimana dalam mengatsi wabah, diantara pesan-pesannya tersebut yaitu;

  • Tidak berlebihan dalam menggunakan zat-zat pembersih (sabun, hand sanitizer dll), karena dapat membunuh bakteri baik di tubuh.
  • Wudhu 5 kali sehari sudah cukup bagi setiap orang muslim dalam melindungi diri dari wabah.
  • Menjauhi kerumunan.
  • Yang terkena wabah silahkan berdiam di rumah, sedangkan yang tidak terkena wabah silahkan beraktifitas seperti biasa.
  • Jangan panik.

Check Also

Ghoorib.com | Definisi Fa’il Dalam ilmu nahwu dan Pembagiannya

Definisi Fa’il Dalam ilmu nahwu dan Pembagiannya

Definisi Fa’il Fa’il (فَاعِلُ) secara bahasa adalah orang yang menanggung sebuah kelakuan, atau sering kita …

One comment

  1. Ghoorib.com | Wabah Dalam Sejarah Islam dan Cara Mengatasinya

    safe canadian pharmacy online rx express pharmacy stockton ca

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *